Pagi Dan Secangkir Kopi
Ingatanku melayang pada Santi, ia wanita yang pernah singgah dalam hidupku. Kehangatannya membuatku tak mudah untuk melupakannya. “Aku sungguh tak mengerti, mengapa aku jatuh cinta padamu Rudy!” Santi menatapku lekat. Wajahnya lembut, mendesirkan hati siapa saja yang memandangnya. Santi seorang wanita yang meruntuhkan hati banyak pria. Aku mengerti dan teramat aku pahami. Tetapi yang tak kumengerti adalah, kenapa aku tak bisa mencintainya ketika itu. Segalanya berubah ketika Santi tak pernah lagi menemuiku. Sederhana saja awalnya. Santi menyukai tulisan-tulisanku yang bukunya mejeng di beberapa toko buku ternama. Aku memang menulis beberapa novel romance . Dan aku tak mengira bahwa Santi salah satu pembaca setia novel-novelku. Hanya mengenal namaku dan tulisan-tulisanku. Itu saja. Suatu hari, di sebuah lobby hotel, seseorang memanggilku. “Rudy! Hai...Rudy...!” wanita berbaju kuning itu menyebut judul salah satu novelku “Bulan Di Atas Rembang.” Aku menoleh ke arahnya, ia mengenalkan di