Dari Kaliurang sampai Kaliadem

Yuk kita bahas masalah perkalian ya, saya bukan bu guru yang mengajar matematika lho ya, tapi ini nama tempat di wilayah Jogjakarta. Sahabat Baltyra yang pernah ke Jogja pasti tau tempat ini, apalagi yang memang asli Jogja. Atau yang pernah sekolah di Jogja..tempat ini biasa untuk janjian, pacaran he he…sampai sekarang lho..malah lebih meriah oleh pasangan muda mudi.
Ha ha..jadi inget kenangan masa remaja, rame-rame ke Kaliurang berboncengan motor masih pake seragam putih abu-abu. Nyampe di Kaliurang ya paling pol makan bakso , trus jalan masuk hutan Turgo, trus mulai deh pada aksi mengukir hati di pohon pinus, trus dikasih gambar panah dan dikasih nama pacarnya ato cowo yang sedang ditaksir, Dewi love ??*%%$#@. Kira-kira masih ngga ya pohon itu sekarang setelah sekian tahun?
Kita awali dari Kaliurang ya! Saya ingat dulu waktu masih SD, kebiasaan menggambar gunung Merapi dan Merbabu, yang seakan berdampingan. Di tengahnya ada jalan lurus disertai dengan hamparan hijau yang menggambarkan sawah dengan tanaman padinya.
Sampai saat ini, pemandangan gunung Merapi masih memberikan sensasi tersendiri bagi saya. Pemandangan seperti ini tidak bisa dipisahkan dengan tempat sejuk di Kaliurang.
Merapi
Berjarak 28 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Kaliurang kini menjadi sebuah kawasan wisata alam dan budaya yang memikat, serta menjadi tempat yang menyenangkan. Ke arah timur laut, terdapat Plawangan Turgo. Bisa memasuki kolam renang Telogo Putri yang airnya berasal dari mata air bukit Plawangan.
Dulu saya suka sekali treking ke Turgo bersama temen-temen. Di sana bisa menikmati pemandangan alam dan suasana hutan pinus di kawasan kaki gunung teraktif di dunia ini. Suasana pedesaan yang menawarkan suasana kehidupan asri, perkebunan teh yang hijau, dan di sana kita bisa menikmati bagaimana memproses daun teh sampai menjadi teh manis hangat.
Di Pintu masuk ke Turgo, kitapun bisa menikmati lezatnya tahu dan tempe bacem yang disertai dengan jadah gurih (jangan kuatir ini halal jadah kok).
Pemandangan desa yang indah dengan hamparan hijau dan sejuk bisa menghilangkan kepenatan dari panasnya udara kota yang ramai dan penuh kendaraan bermotor.
Dan sekarang tempat wisata Kaliurang dilengkapi dengan museum Gunung Merapi yang terletak di Hargobinangun Pakem. Museum ini dibangun selama 4 tahun, dan sudah di buka bulan ini.MGM ini merupakan patungan antara pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten. Tujuannya untuk sebagai wahana informasi, penelitian, pendidikan, dan wisata tentang kegunungapian.
Fasilitas yang ditampilkan antara lain maket Gunung Merapi, animasi erupsi Merapi, plasa tematis, gedung teater, dan foto-foto dokumentasi aktivitas gunung-gunung berapi dunia.
Di museum tersebut, pengunjung dapat melihat‑lihat koleksi yang dipajang, diantaranya diorama Gunung Merapi, foto‑foto Gunung Merapi, foto awan panas, batu‑batu Merapi, foto erupsi Merapi dari tahun 1900 sampai dengan 2007.
Saya sendiri belum pernah berkunjung wong waktu Agustus kemarin masih dalam tahap penyelesaian, dan persiapan untuk peresmiannya. Sayang sekali saya ngga sempat fotoin itu bangunan museum, berhubung cuma lewat di depannya, dan tidak kepikir untuk membuat tulisan ini.
Kaliadem,
Beralih ke Kaliadem, dulu di sini merupakan sebuah desa yang subur, hijau. Berdiri beberapa kios souvenir di samping bunker. Dari kaliadem ini kita bisa memandang puncak gunung Merapi dengan sangat jelas , melihat keluarnya lava panas, apalagi di malam hari, material panas berwarna merah bergulir ke bawah perlahan merupakan pemandangan yang sangat eksotik.
Kini setelah terjadinya erupsi pada tanggal 14 Juni 2006, maka pemandangan di Kaliadem berubah total. Setelah 3 tahun, tumpukan material erupsi itu masih ada, dan ini merupakan daya tarik sendiri bagi wisatawan. Kaliadem yang terletak di desa Cangkringan Sleman itu kini telah menjadi lautan batu dan pasir, meski sudah berkurang akibat penambang pasir dan guyuran hujan.Udaranya masih sejuk,pemandangan alam yang luar biasa indah.
Kaliadem 2 minggu setelah erupsi
bangunan kios yg tertimbun erupsi, 2 minggu setelah erupsi.
Ini baru satu dari sekian ribu tempat di wilayah Indonesia yang bisa di banggakan. Merupakan harta yang harus dikembangkan terus , mengingat letak geografis wilayah Indonesia sangat mendukung untuk itu. Dari Sabang sampai Merauke, merupakan hamparan permadani yang layak untuk di nikmati oleh siapapun. Tinggal kita sebagai warga negara Indonesia untuk merawat dan memeliharanya.
Kepada pembaca Baltyra, gambar-gambar yang saya sertakan ini adalah gambar yang saya punya saja, jadi tulisan saya ini tidak didukung oleh gambar yang memang saya siapkan untuk tulisan ini. Maaf ya sodara-sodara he he..!
Tebing
penambang pasir
Merapi di latar belakang
Lembah Pasir
Lagi mojok
Iki aku
Nampang


Read more: http://baltyra.com/2009/10/17/dari-kaliurang-sampai-kaliadem/#ixzz3UyucjuxI



  • dewi aichi 17 October, 2009 at 11:08
    Maya..wah ternyata pernah tinggal di Jogja juga ya? Atau memang asli wong Jogja? Gunung merapi juga pernah memakan banyak korban tahun 1994, masih inget ketika itu pas ada piala dunia yang di Amerika.
    Setelah itu banjir lahar panas tahun 2006, itu foto2 diambil 2 minggu setelah banjir lahar.
    Nah kalau jadah dan tempe bacem mbah carik masih ada lho..memang terkenal, tapi entah sekarang yang mengelola anak cucunya mbah carik.
  •  dewi aichi 17 October, 2009 at 11:03
    Ryo no mama: memang ademe polll neng Kaliurang…piye..punya kenangan ngga di sana ?? Saat masih pake putih abu2 ???
    Baceman tempe sama tahu plus jadah mantap ya..lain dengan yang di pasar pada umumnya..
  •  Handoko Widagdo 17 October, 2009 at 10:52
    Lereng Merapi memang indah. sapai anakku yang paling kecil pernah bilang: Gunung apa yang paling bersih? Dia menjawab GUNUNG MELAPI, dasar pelo.
  •  hariatni 17 October, 2009 at 10:40
    Mbak,kalau Kaliadem masuknya darimana ya?
  •  Sirpa 17 October, 2009 at 09:00
    @ Mas Sumonggo : Lho kok tau , yg di Stella Duce Kotabaru itu adalah aku …kikikikik
  •  Sumonggo 17 October, 2009 at 08:40
    Halah … Kang Sirpa biasane thetek ning ngarep stella duce ..
  •  Maya 17 October, 2009 at 08:02
    Wow, kaliurang!!!
    jadah tempe mbah carik yg terkenal itu msh ada kan ya? he he….
    Dulu saat gunung merapi (awal) dikabarkan akan meletus, kebetulan kami msh tinggal di yogyakarta. Indah sekali melihat leher merapi waktu itu, kita sok berani aja hehe….nah stlh terjadi, sedih bgt, kaliurang bak kota mati. Lama gak ke yogya, jd gk tau kaliurang lagi. Thanks atas ceritanya, Dewi…
  •  RYc no mama 17 October, 2009 at 07:55
    Mbak , aku juga suka ke kaliurang , enak makan jadah an tempe-nya …trus jalan2 ke Telogo putri, tp kl renang , uademmm tenan banyu-ne ….hahaha….
  •  dewi aichi 17 October, 2009 at 02:37
    Om Sirpa..lah tebakannya kok nyaris-nyaris to? Tahun berapa tapi om he he, soalnya sampai saat ini masih banyak yang pake seragam sekolah mampir ke sana, meski klasnya turun yaitu bitu putih alias anak SMP.
    Lho..Om sirpa kok tau sama anak Bopkri hayoo..curiga nih?
  •  Sirpa 17 October, 2009 at 00:38
    Dari Kaliurang … Kaliadem … akhirnya nyampe ke KaliPornia….
    Dewi, jangan2 dulu yg saya ketemu di hutan pinus itu adalah dikau … yg sedang menoreh kulit pohon pinus lagi gambar hati yg ditembus panah …kikikikik
    Seragam putih abu2 ya … pasti Dewi , anak Bopkri ya .. bukan 3B … Bopkri nya Bopkri berapa ?

  • dewi aichi 17 October, 2009 at 19:28
    Alexa..kakaknya Alexis ya? he he itu lho bocah jago renang asal Jogjakarta?
    Kalau acara tour de Merapi dan treking ke Turgo dan Plawangan masih ada, bahkan ada koordinatornya,pemandunya, bulan depan tanggal 8 juga ada lho, bayarnya 100,000/orang, udah dapat makan minum, jaket dan doorprize, asuransi kecelakaan.
    Untuk treking ada paket A,B,C,D, besarnya biaya sesuai dengan masing-masing paket. Semakin mahal, jamnya semakin lama.
  •  alexa 17 October, 2009 at 12:33
    Dewi Aichi: saya dah pernah sampai Plawangan trus baca di tabloid Nova beberapa tahun lalu ada wisata menek Merapi yang diselenggarakan oleh penduduk sana (bule tuh)…langsung ikutan deh, jam 3 pagi gitu jalannya sampe ke atas. Sekarang masih ada enggak ya? Fotonya dahsyat…
  •  dewi aichi 17 October, 2009 at 12:02
    Hariatni: iya…bisa aku kirim ke email anda, atau bisa juga di kolom komentar ini,secepatnya aku kirim ya..
  •  dewi aichi 17 October, 2009 at 11:55
    Om Sirpa, wah jadi inget, Bpkri 1, 2, SMA 17, Stella Duce, De Britto, Tarakanita wis…Jogja banget deh..
  •  hariatni 17 October, 2009 at 11:44
    Iyo Mbak…aku mau jalurnya…. dikirim kemana? email kah?
  •  Sirpa 17 October, 2009 at 11:39
    Mbak Wik, klo cah lanang kui sekolahnya di Kolese de Britto…
    trus yg cewe di SD ….
    Klo Mas Sumonggo sekolahnya di SD , yo geger … mbak .
  •  dewi aichi 17 October, 2009 at 11:35
    Pak Handoko, gunung kelihatan indah kalau di lihat dari jauh ya! Dari Kaliadem bisa melihat “geger boyo” dengan jelas, (geger boyo=punggung buaya, tempat mengalirnya lahar panas setiap harinya).
  •  dewi aichi 17 October, 2009 at 11:32
    Hariatni, kalau dari UGM(biar gampang ancer2nya), masuk saja ke jl. Kaliurang lurus ke arah utara, nanti di km.10 tepatnya di Colombo, belok kiri terus ke arah desa Kepuharjo Cangringan,Sleman, lebih baik tanya tempat untuk main golf,Merapi Golf terletak di Kaliadem,Jl, golf no. 1, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman.
    Hariatni, nanti aku kirim jalur yang paling mudah untukmu ya!
    Bulan depan, tepatnya 8 November akan diadakan Tour De Merapi lho..kalau mau ikut!
  •  dewi aichi 17 October, 2009 at 11:11
    Om Sirpa , mas Sumonggo, alumni Stella Duce opo Bopkri to iki?
  •  dewi aichi 17 October, 2009 at 11:10
    Mas Sumonggo, pernah ngga wajahnya di sket samatukang lukis yang di Kaliurang? Aku sih ada kenang2an sket wajah waktu abg tuh..

  • J C 19 October, 2009 at 23:29
    Oooooo…model yang-yang’an si Dewi Aichi ngono kuwi thooo…hihihi…
  •  Edy 19 October, 2009 at 22:37
    AKu yo pernah di Yk selama 6 th, tp hari2ku penuh dg perjuangan dan doa. Pernah merasakan sarapan sego gudeg campur suwiran ayam hanya 150 rph. Sampai skr kalo cuti tidak lupa mampir ke YK.
  •  dewi aichi 19 October, 2009 at 18:42
    Nev: kalau acara pacaran ngga ada kata2 gagal he he..kehujanan di jalan, awak klebus malah tambah asik, trus ngeyup di gubug he he…atau pura2 nganter pacar sampe kost2an, berhubung mendung atau hujan, kesempatan to ada waktu sama pacar??
    Nev..pengalaman di Kaliurang ngga he he..??
  •  dewi aichi 19 October, 2009 at 18:40
    Kembangnanas: lah jelas…seko gerbang sekolah nganti tempat tujuan cekelan nggekeng neng pinggang yayang hi hi hi..opo meneh nek di rem mendadak…
  •  nevergiveupyo 19 October, 2009 at 18:08
    selalu gagal jika pengen pacaran di antara kaliurang-kaliadem…
    kalo ga kehujanan… hampir kehujanan (yg akhirnya milih mbalik..hihihi)
    terimakasih tante dewi… koleksi foto dan ceritaya OK punya…
    hihihihi
  •  kembangnanas 19 October, 2009 at 14:33
    Mba Wi, pacarannya gk cuma di kaliurang kaliadem to? pasti sepanjang jalan menuju kaliurang berdua wis asyik dewe kkkkkk, ditambah angin rodo sembribit (halah), hayooo ngaku….!!!
  •  dewi aichi 18 October, 2009 at 10:44
    Alexa..seingatku itu bule bernama Nick, warga negara Inggris, dia bisa ngomong Jowo, entah sekarang masih apa ngga tuh bule..
  •  dewi aichi 18 October, 2009 at 10:34
    Maya: iya aku lahir dan besar di Jogja, asli Jogja 100% he he.
  •  dewi aichi 18 October, 2009 at 10:30
    Hariatni ini aku kasih ancer2 kalau mau ke Kaliadem, dari jl. Kaliurang km.16.2 belok ke kanan menuju jl. Kalasan-Pakem, di km. 3.1 belok kiri lagi, kira2 menempuh jarak 8 km sudah sampai Kaliadem, deket Merapi Golf ya..jalannya nanjak terus lho, di ketinggian kira2 900 m.
  •  maya 18 October, 2009 at 10:27
    iya, aku prnh tinggal di jogja dulu, wkt ortu dinas di sana  sekalian sekolah jadinya, krn jogja kan kota pelajar…
    Dewi orang jogja ya? wah, sekolah dimana nih? 

    1. nevergiveupyo 20 October, 2009 at 07:46
      hehehe… bulan juni sempat mampir di jogja semalam…
      hehehehe…
      * anak sekarang pacaran di motel?? waduh…koq jd agak2 nyesel jd anak kemarin ya…
      hihihi
    2.  dewi aichi 20 October, 2009 at 07:15
      @Nev: ho ho ho………..ternyata ya? Cepetan balik ke Jogja, brapa tahun ngga di Jogja?
      @Alexa: Pacaran jadul ya kaya gitu tuh..paling poll…ngga pernah ngamar, lain dengan anak2 jaman sekarang..pacaran kok di motel..!
    3.  alexa 20 October, 2009 at 06:37
      Wah..wah nostalgia pacaran pake brompit – ya ampuuun jadi sadar kalo diriku gak punya nostalgia pacaran jhe…jan melas tenan
    4.  nevergiveupyo 20 October, 2009 at 06:23
      sirpa : pakdhe… klo jaman saya banyak yg motornya dibikin lebih tinggi bagian belakang (nungging krn shockbreaker belakang diganti yg lbh panjang) trus jok dipoles pake silicon…jd makin licin…
      tapi kalo saya sebaliknya… sok belakang diceperin…jok dibikin lbh pendek n digosok dikit… hihihihi
    5.  nevergiveupyo 20 October, 2009 at 06:18
      eh iya… jd inget klo kmrn lupa. pernah sekali ke kaliadem… trus kan mo cb jalan ke atas dari tempat parkir motor. malah terkaget2..soale ketemu tmnku yg super alim dan (kabarnya) anti pacaran… hihihi..jadinya malah lucu2an
      tapi untungnya -ato sialnya yah?- mantan2 pacar (duh..koq jd kesannya banyak bgt??..padahal asline ya cuma brp..) anak rumah-an jd ga mungkin macem2.. klo bikin klebus2 ato masuk angin bisa dpt gagang sapu…hhehehehe…
      kapan ya ke jogja lagi (untuk pacaran ke kaliurang? wehehehe)
    6.  dewi aichi 19 October, 2009 at 23:37
      Om Sirpa: kiro-kiro ya koyo ngono kui, tapi wis masa lalu lah he he..manis untuk di kenang..!
    7.  dewi aichi 19 October, 2009 at 23:36
      Mas JC: aku wis kapok he he..
    8.  dewi aichi 19 October, 2009 at 23:36
      Pak Edy, Jogja memang kota yang ngangeni he he..kapan kembali ke Jogja nih pak Edy?
    9.  Sirpa 19 October, 2009 at 23:35
      Rupane DA … seneng juga klo dibonceng … trus pakai rem mendadak segala
      Hahaha .. seragam putih- abu2nya klo klebus pas kehujanan , dadi nerawang jerohannya .. yo Wik ….


    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Tahun 80-an (anak-anak Jogja).

    Pagi Dan Secangkir Kopi

    Randoseru, ransel sekolah di Jepan