Hidup, Bisa Dibuat Rumit Atau Sederhana

Sejujurnya buat saya, hidup itu sederhana sekali, hidup hanya berproses. Lahir, tumbuh, berkembang biak, lalu...mati. Namun kenyataannya tidak bisa begitu mudah. Ketika kita bersosialisasi, kita dituntut untuk mempunyai rasa peka terhadap lingkungan. Hidup bersama akan menciptakan suatu tuntutan kebutuhan yang tidak bisa dielakkan.


Sekelompok manusia yang bernama suku Piraha di Amazon, hidup dengan konsep sangat sederhana. Suku Piraha hanya hidup untuk sehari itu saja dan bergantung pada alam. Jadi, hidup itu sangat sederhana bukan? Yang membuat hidup itu begitu rumit adalah adanya keinginan. Hidup kalau sudah dikuasai nafsu , keinginan, maka hal-hal sederhana akan menjadi rumit.


Untuk memenuhi keinginan, manusia jadi sibuk. Manusia bekerja, dan mendapatkan imbalan, imbalan itulah yang akan digunakan untuk memenuhi keinginannya. Padahal jika hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari, manusia tentu tidak sesibuk ini, makan untuk satu hari seberapa banyak dan mahal sih? Jika hanya untuk bisa hidup saja, manusia tidak akan sibuk bekerja seharian dan mengejar pendapatan yang sebanyak-banyaknya.


Tidak bisa, manusia itu ingin pendidikan, dan pendidikan sekarang tidak hanya sekedar pendidikan formal, tetapi pendidikan formal yang berkualitas, yang berkualitas tentu saja biayanya sangat mahal, manusia pasti berusaha untuk bisa meraih pendidikan yang berkualitas. Untuk bisa semua itu kan butuh biaya, jadi manusia musti bekerja agar bisa mendapatkan uang.


Manusia yang hidupnya di desa dan di kota tentu tidak sama tingkat kerumitannya. Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi. Penduduk di pedesaan tentu tidak pernah memikirkan untuk saling kirim parcel kepada atasan, kerabat maupun teman-teman dekat. Kirim parcel juga butuh isinya bagaimana, modelnya, warna, dan harganya. Penduduk desa, jika lebaran juga paling cukup saling antar nasi lauk sepiring hehe...


Kadang-kadang memenuhi kebutuhan dari luar itu yang hidup menjadi lebih rumit. Karena kita hidup di masyarakat, bersosialisasi dengan banyak orang sehingga standar hidup kita yang sesungguhnya sederhana menjadi lebih rumit.


Kita hidup dalam masyarakat yang dinamis, sebagai bagian dari masyarakat kita harus mengikuti kalau tidak mau dibilang  the out sider.Tapi semua itu bisa dikembalikan ke setiap individu.Kalau kita ingin mengikuti kemajuan jaman, mengikuti lingkungan, ya harus disesuaikan dengan kemampuan.


Rumit dan tidaknya dalam hidup ini juga bagaimana kita sebagai manusia yang tak bisa lepas dari manusia lainnya. Manusia dikaruniai perasaan peka terhadap lingkungan, jadi tidak bisa hidup bebas sebebas-bebasnya.


Jadi kembali ke awal, bahwasanya semua manusia melewati proses yang sama, lahir, hidup, tumbuh dan berkembang, kemudian mati. Yang membedakan adalah keinginan setiap manusia. Padahal yang diinginkan belum tentu yang benar-benar dibutuhkan. Dengan menyederhanakan hidup, dengan cara mengambil apa yang menjadi kebutuhan hidup, dan mensyukuri sebagai nikmat Tuhan maka semua akan menjadi mudah dan indah

Suka ·  · 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jogja ohh...Jogja..! Part 1

Tahun 80-an (anak-anak Jogja).

Nama-nama Jepang dan Mengenal Huruf Jepang