[Serial Enief Dan Adhara] Naik Bus Malam
"Badhalaaaahhhhhhhh!"
Tiba-tiba muncul sosok Tumpuk Meitasari dari balik pintu sambil nggedrug kakinya 7 kali dan nabok pahanya sendiri dengan kedua tangannya hingga menimbulkan bunyi gedubrag kencang sekali yang mengagetkan teman-temannya yang sedang nggosip, yaitu mamak Fitrie pakai E, GRay Agustina, Wesiati, Pratiwi , mamah Yuci, hingga mereka misuh serempak kepada Tumpuk Meitasari. Mereka geram, dengan ulah dokter sarap itu yang mengusik acara mereka.
"Teeeeeeeee.....sateeeeeeee...., satenya mba...bu.....!"
Ibu-ibu yang tadi langsung sumringah begitu penjual sate idola mereka datang. Mereka sengaja ngumpul, dan menunggu tukang sate langganan. Tentu saja, di teras rumah mamak Fitrie pakai E, sambil nggosippppp.
"Didot.....aku pesen duluan yaa, sate tekek menjeb satu porsi saja, bumbu kecap!" Tumpuk Meita pesan secepatnya karena udah 5 hari tidak makan, pasien sepi, semua waras, sehingga tidak ada pemasukan. Nah kebetulan tadi ada pasien baru dari Kudus, namanya Juned( Jonathan Leung). Lumayan ada pemasukan 15 ribu bisa beli sate.
GRay Agustina seperti biasa pesan untuk semuanya kecuali dokter sarap, sate tekek menjeb spesial yaitu tanpa bumbu, sebab katanya bumbu itulah penyebab mereka sering sarap, sehingga setelah GRay curiga, dan diam diam membawa bumbu sate dari Didot ke atrium(laboratorium),ternyata Didot bersandiwara dengan dokter sarap Tumpuk Meita bahwa bumbu satenya mengandung jamu kunyit asem yang mengakibatnya siapapun yang makan menjadi gila.
Mamak Fitrie pakai E bersyukur bahwa GRay Agustina memberitahu hal itu, sehingga anaknya yaitu Enief dalam waktu dekat ini akan menjadi baik-baik saja. Dan bisa bermain bersama Adhara, sahabatnya paling dekat.
-------------------------------------------------
Keesokan harinya tampak Enief dan Adhara duduk di depan rumahnya. Mamak sedang arisan ke bu Rt Wesiatiyem. Enief menggunakan singlet warna putih dan celana kolor pendek, sandal jepit warna selen( yang kanan merah, yang kiri ijo). Sedangkan Adhara hanya pakai sarung, dan kemeja motif tabrak corak.
"Su, wah wingi kae piye yo critane film Doraemon kok ngerti-ngerti peteng ndhedhet aku ra weruh blas critane, apa aku keturon yo?"
"Arep ngerti critane piye lha wong rung lekas film e kowe wis ko'it ndlosor neng lantai."
"Lha kayane neng raiku ana baya mangap-mangap, aku robingah(pobhia), tenan nek ana baya." Lha terus ana judul film sing apik ora minggu ngarep? Enief masih penasaran ingin nonton di Cinema 21 3D meski masih deg-degan dengan adegan-adegan mengagetkan di depan matanya.
Adhara yang sedang makan keripik singkong kriuk kriuk menjawab pertanyaan Enief, " ohh minggu depan film e apik Nip, film eksim(action), judulnya " coming soon" !"
Dan keduanya berencana ingin nonton kembali . Tapi Adhara ingin sekali ngajak Enief ke Surabaya untuk nengok adiknya Mput barang 3 atau 5 hari saja. Setelah minta ijin ke mamak, berangkat lah mereka berdua dengan naik bus malam AC. Seperti biasa, mamak Fitrie pakai E selalu membekali mereka termos, kali ini isinya wedang jahe manis. Tak lupa mengingatkan mereka untuk membawa sarung atau selimut, karena bus AC tentunya sangat dingin.
Di dalam bus, orang-orang selalu memperhatikan Enief dan Adahra yang selalu berisik dengan celoteh nya.
" Su , neng bus luwih adem yo daripada neng bioskop mbiyen kae?", Weleh kayak neng Eropah!"
Adhara yang sedang menikmati indahnya pemandangan di luar, sambil berdiri dan kagum sekali melihat pemandangan, menanggapi Enief, " kayak wis tau neng Eropah, lagi tekan Condet ae, ngomong Eropah!"
" Eh Nippp...Nippp, delok kae njobo, wuih...kok aneh yo, wit-witan kok padha mlayu-mlayu, oyak-oyak'an, hihihi...., Adhara njawil lengan Enief untuk melihat ke arah luar jendela, dan Enief juga heran sambil tepuk tangan keheranan melihat semua pepohonan berkejaran. "
Setelah setengah perjalanan, dan sudah lewat tengah malam, Enief dan Adhara mengeluarkan bekalnya. Berdua makan sambil ngobrol tentang pohon-pohon yang saling berkejaran tadi, begitu heran, " kok iso yo, begitu kata Adahra"
Orang -orang di sekitar mereka memandang ke arah Enief dan Adhara sambil mbatin, " ini orang dari planet mana kok gumunan banget, apa baru pertama kali ini naik bus."

Bersambung(ngga janji)
Tiba-tiba muncul sosok Tumpuk Meitasari dari balik pintu sambil nggedrug kakinya 7 kali dan nabok pahanya sendiri dengan kedua tangannya hingga menimbulkan bunyi gedubrag kencang sekali yang mengagetkan teman-temannya yang sedang nggosip, yaitu mamak Fitrie pakai E, GRay Agustina, Wesiati, Pratiwi , mamah Yuci, hingga mereka misuh serempak kepada Tumpuk Meitasari. Mereka geram, dengan ulah dokter sarap itu yang mengusik acara mereka.
"Teeeeeeeee.....sateeeeeeee...., satenya mba...bu.....!"
Ibu-ibu yang tadi langsung sumringah begitu penjual sate idola mereka datang. Mereka sengaja ngumpul, dan menunggu tukang sate langganan. Tentu saja, di teras rumah mamak Fitrie pakai E, sambil nggosippppp.
"Didot.....aku pesen duluan yaa, sate tekek menjeb satu porsi saja, bumbu kecap!" Tumpuk Meita pesan secepatnya karena udah 5 hari tidak makan, pasien sepi, semua waras, sehingga tidak ada pemasukan. Nah kebetulan tadi ada pasien baru dari Kudus, namanya Juned( Jonathan Leung). Lumayan ada pemasukan 15 ribu bisa beli sate.
GRay Agustina seperti biasa pesan untuk semuanya kecuali dokter sarap, sate tekek menjeb spesial yaitu tanpa bumbu, sebab katanya bumbu itulah penyebab mereka sering sarap, sehingga setelah GRay curiga, dan diam diam membawa bumbu sate dari Didot ke atrium(laboratorium),ternyata Didot bersandiwara dengan dokter sarap Tumpuk Meita bahwa bumbu satenya mengandung jamu kunyit asem yang mengakibatnya siapapun yang makan menjadi gila.
Mamak Fitrie pakai E bersyukur bahwa GRay Agustina memberitahu hal itu, sehingga anaknya yaitu Enief dalam waktu dekat ini akan menjadi baik-baik saja. Dan bisa bermain bersama Adhara, sahabatnya paling dekat.
-------------------------------------------------
Keesokan harinya tampak Enief dan Adhara duduk di depan rumahnya. Mamak sedang arisan ke bu Rt Wesiatiyem. Enief menggunakan singlet warna putih dan celana kolor pendek, sandal jepit warna selen( yang kanan merah, yang kiri ijo). Sedangkan Adhara hanya pakai sarung, dan kemeja motif tabrak corak.
"Su, wah wingi kae piye yo critane film Doraemon kok ngerti-ngerti peteng ndhedhet aku ra weruh blas critane, apa aku keturon yo?"
"Arep ngerti critane piye lha wong rung lekas film e kowe wis ko'it ndlosor neng lantai."
"Lha kayane neng raiku ana baya mangap-mangap, aku robingah(pobhia), tenan nek ana baya." Lha terus ana judul film sing apik ora minggu ngarep? Enief masih penasaran ingin nonton di Cinema 21 3D meski masih deg-degan dengan adegan-adegan mengagetkan di depan matanya.
Adhara yang sedang makan keripik singkong kriuk kriuk menjawab pertanyaan Enief, " ohh minggu depan film e apik Nip, film eksim(action), judulnya " coming soon" !"
Dan keduanya berencana ingin nonton kembali . Tapi Adhara ingin sekali ngajak Enief ke Surabaya untuk nengok adiknya Mput barang 3 atau 5 hari saja. Setelah minta ijin ke mamak, berangkat lah mereka berdua dengan naik bus malam AC. Seperti biasa, mamak Fitrie pakai E selalu membekali mereka termos, kali ini isinya wedang jahe manis. Tak lupa mengingatkan mereka untuk membawa sarung atau selimut, karena bus AC tentunya sangat dingin.
Di dalam bus, orang-orang selalu memperhatikan Enief dan Adahra yang selalu berisik dengan celoteh nya.
" Su , neng bus luwih adem yo daripada neng bioskop mbiyen kae?", Weleh kayak neng Eropah!"
Adhara yang sedang menikmati indahnya pemandangan di luar, sambil berdiri dan kagum sekali melihat pemandangan, menanggapi Enief, " kayak wis tau neng Eropah, lagi tekan Condet ae, ngomong Eropah!"
" Eh Nippp...Nippp, delok kae njobo, wuih...kok aneh yo, wit-witan kok padha mlayu-mlayu, oyak-oyak'an, hihihi...., Adhara njawil lengan Enief untuk melihat ke arah luar jendela, dan Enief juga heran sambil tepuk tangan keheranan melihat semua pepohonan berkejaran. "
Setelah setengah perjalanan, dan sudah lewat tengah malam, Enief dan Adhara mengeluarkan bekalnya. Berdua makan sambil ngobrol tentang pohon-pohon yang saling berkejaran tadi, begitu heran, " kok iso yo, begitu kata Adahra"
Orang -orang di sekitar mereka memandang ke arah Enief dan Adhara sambil mbatin, " ini orang dari planet mana kok gumunan banget, apa baru pertama kali ini naik bus."

Bersambung(ngga janji)
Komentar
Posting Komentar