Sunset di Parangtritis
Memandangmu membuatku merasa benar-benar sedang menatap keindahan.
Bagai menikmati temaram keemasan yang terlihat saat matahari bergulir ke ufuk barat. Kamu selalu hadir tanpa tepi.
Bagai menikmati temaram keemasan yang terlihat saat matahari bergulir ke ufuk barat. Kamu selalu hadir tanpa tepi.
Dalam setiap kedipan mataku.
Dalam setiap lembar halaman buku.
Dalam setiap tetes embun pagi itu.
Selalu ada kamu.
Dalam setiap lembar halaman buku.
Dalam setiap tetes embun pagi itu.
Selalu ada kamu.
Kamu yang akan meraih tanganku untuk berjalan bersama di pantai hingga senja menampakkan jingganya.
Dan kaki-kaki telanjang kita merasakan sisa kehangatan terik mentari di atas pasir putih.
Dan kaki-kaki telanjang kita merasakan sisa kehangatan terik mentari di atas pasir putih.
Jadikan aku rindumu pada setiap rasamu.
Pada butir-butir pasir di laut.
Pada dalamnya samudera biru.
Dan pada ombak yang menghantam batu karang.
Pada butir-butir pasir di laut.
Pada dalamnya samudera biru.
Dan pada ombak yang menghantam batu karang.
Dan ketika angin menyentuhmu, itu adalah isyarat.
Aku menunggumu pada saat senja di tepian pantai.
Aku menunggumu pada saat senja di tepian pantai.
Jogja, Januari 2020
Komentar
Posting Komentar