Bougenville

"sayang, kamu manis malam ini!"
"semuanya luar biasa, aku sangat mencintaimu."
Dia tersenyum sambil menatapku sangat lekat. Jemari tangannya menggenggam erat jemariku seolah dia butuh kekuatan.
"aku juga mencintaimu, sayang, tapi mengapa kamu menatapku seperti itu?"
Ada sesuatu yang aneh menyelinap di pikiranku. Tak biasanya dia gelisah sepeeti itu. Kami menyelesaikan makan malam berdua dengan suasana yang sedikit sendu, entah kenapa wajahnya amat gelisah.
"cinta, aku ingin bertanya sesuatu padamu."
"tentu cintaku, apa pun yang ingin kau tanyakan padaku."
"bisakah kamu sendiri tanpa aku, tanpa saling berkabar, 10 hari saja mungkin?"
"apa kau bilang?"
Aku tidak bisa menerimanya, aku tidak mengerti dengan keinginannya. Bagaimana bisa sanggup memenuhi keinginannya, sedang aku tak bisa setiap saat bersamanya. Pertemuanku dengannya adalah hal sulit karena jarak. Membayangkan saja aku sudah merindukannya.
"tolong lakukan itu untukku, ya sayang, percayalah padaku dan nanti kau akan tau semuanya."
Dia kembali menggenggam jemariku, menarik tubuhku ke dalam dekapannya. Aku masih tidak mengerti dengan apa yang diinginkannya. Tapi aku diam, mencoba mencerna semua yang baru saja aku dengar dari mulutnya.
"sayang, kenapa kau katakan itu semua?", maksudmu apa cinta?"
" apakah kita akan menebus waktu untuk saling berjauhan, saling tsk berkabar?"
Air mataku mulai mengalir hangat. Aku mengenalnya lama. Aku tau dia menyimpan sesuatu yang aku tak boleh mengetahuinya. Memaksa dia untuk mengatakan pun percuma.
Malam itu aku habiskan waktu bersamanya. Sungguh aku tak ingin mengakhirinya. Pagi-pagi sekali pada pukul 06:15 dia mencium wajahku dan berbisik untuk tidak membangunkannya, "aku mencintaimu sayangku, selamanya."
Dan pergi...
Hari-hari sepertinya sangat lambat, sudah lebih dari dua minggu tak ada satu kabarpun darinya. Perasaanku tidak enak. Maka kuputuskan hari itu juga aku terbang ke kota di mana dia tinggal. Penerbangan yang singkat, satu jam limapuluh lima menit.
Tiba di rumahnya. Di depan pagar bercat putih, dengan halaman rumah yang luas. Bunga-bunga dan beberapa pohon palm memghiasi dan menyejukkan. Sepi. Pintu rumah juga tertutup rapat.
Aku pencet bel yang berada di sisi kiri pagar. Beberapa menit, seseorang keluar dari pintu rumah. Mamanya...yah..mamanya sendiri yang membukakan pintu untukku.
Dengan masih tidak mengerti apa-apa, mamanya menghambur ke dalam pelukanku dan menangis. Lalu membawaku masuk ke rumah. Setelah duduk beberapa saat, aku berharap kekasihku muncul dari kamarnya dan menyambut kehadiranku.
Harapanku sia -sia. Mamanya membawa sesuatu dan diberikan kepadaku. Sepucuk surat. Surat dari kekasihku.
Cinta, ketika kau hadir di dalam hatiku hari-hariku indah, semakin berbunga, hatiku sangat bahagia. Kamu adalah hal terbaik yang terjadi padaku dan sedang terjadi. Aku tak pernah meragukan cintamu. bahkan jika aku meragukan cintamu atau suatu hari aku aku muak denganmu, aku tidak akan pernah menyadarl bahwa aku telah kecanduan senyummu, dan bersamamu setiap hari adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidup.
Aku suka tidur di sebelahmu, bangun di sebelahmu, dan memberimu ciuman selamat pagi pertama, aku tidak peduli jika rambutmu berantakan, wajahmu malas-malasan dan pakaianmu kusut, yang penting adalah bahwa aku bersamamu dan itu adalah waktu yang bisa aku miliki bersamamu.
Aku hanya memintamu untuk tidak menangis untukku, aku ingin kamu mengingat semua saat-saat bahagia yang kita habiskan bersama, sayangku.
Hidupmu terus berjalan, ingatlah bahwa aku mencintaimu lebih dari apa pun dan mungkin lebih dari diriku, aku tahu kau sedang berpikir sekarang apa yang terjadi denganku. Mungkin mama telah menceritakan semua kepadamu.
Yang terpenting sekarang adalah hidupmu. Kau akan terus melanjutkan hidupmu, jangan terlalu larut dukamu karena kepergianku. Aku akan bersamamu sepanjang waktu karena sekarang aku seorang malaikat dan aku akan bersamamu di mana saja dan melindungimu.
Cintaku, dan kamu ingat kan ketika aku memintamu untuk saling menjauh selama 10 hari tanpa kabar? Sesungguhnya hatiku sangat tersiksa. Setiap malam aku menangis dalam doa untukmu. Hidup tanpamu adalah hal terberat bagiku.
Ya, aku pergi ke dokter sehari sebelumnya dan dia berkata padaku bahwa aku hanya memiliki waktu sebentar untuk hidup. Dengan perasaan gundah, aku ingin waktu yang sebentar ini bisa memberikanku kesempatan dan Tuhan merencanakan hal yang lebih indah untuk kita.
Sebab aku tak ingin meninggalkanmu. Aku masih ingin bersamamu. Aku masih ingin hidup. Tetapi jika memang Tuhan memanggilku, maafkan aku, atas semua rasa cemburu yang konyol itu, aku tahu aku tidak ingin kamu berpaling dariku, ketika aku sadar akan keadaanku yang sesungguhnya,tetapi itu semua untukmu, mungkin itu salahku menginginkanmu hanya untukku, itu adalah hal yang tak bisa aku hindari, dan aku tidak pernah seperti itu terhadap wanita mana pun, hanya memikirkanmu.
Aku tidak akan pernah melupakan semua momen yang kita habiskan bersama, dari setiap perjalanan, kencan pertama kita, hingga malam terakhir percintaan kita dua minggu yang lalu.
Jangan sedih, aku akan baik-baik saja , aku ingin kau hidup bertahun-tahun, karena kalau tidak peranku sebagai malaikat tidak akan ada gunanya. Maaf jika aku membuatmu menangis di beberapa hal seperti sekarang, tapi aku harus menjelaskannya kepadamu karena aku tidak akan merasa damai jika kamu pikir aku pergi tanpa tahu bahwa aku sedang melihat orang yang paling aku cintai di dunia ini saat ini dan ketika aku melihat ke langit dan melihat bintang paling terang di langit itu, ingat kita bilang itu milik kita.
Karena ketika kamu melihat langit dan melihatnya bersinar, yakinlah bahwa itu adalah aku melakukan serenade untukmu seperti yang biasa aku lakukan di pagi hari yang dingin ketika aku merasa sendirian.
Dari kekasihmu yang amat mencintaimu.
Keterangan foto tidak tersedia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jogja ohh...Jogja..! Part 1

Tahun 80-an (anak-anak Jogja).

Nama-nama Jepang dan Mengenal Huruf Jepang