Cinta Yang Tereliminasi

Jika cintamu tak lagi dapat disebut cinta tereliminir, melainkan "hanya" buncahan rasa, yang getarannya, muncratannya, membawamu pada harapan dan lamunan keintiman yang paling puncak, namun kemudian tersisih, mengalir pelan ke pelimbahan, sepi dan terlupakan olehnya yang kau harap paling mengingatmu, sebab ia tengah asyik masyuk dengan yang lain, berpagut bibir, saling bercumbu, desah mendesah, dengan benang-benang tak lagi terajut, dan dalam ketergesaan yang akut." maka rasamu itu hanya akan menjadi episode yang penuh air mata yang akan kau rasakan sendiri. Sampai kapan? Bisakah bertahan terus seperti itu?
Rasanya, apapun yang kau lakukan, tak akan membuatnya jatuh cinta. Cintamu tak bersambut. Sadarlah.Apabila itu yang dinamakan jatuh cinta, apakah cinta dalam hidupmu itu sebuah petaka? Apabila cinta yang kau rasakan itu adalah cinta mati untuk dirinya, apakah itu artinya cintamu adalah sebuah kematian? yang hanya menghadirkan segumpal lara dan tetesan air mata.
Taukah kau, bahwa menjadi teman bagi seseorang yang sebenarnya adalah cintamu yang tak bersambut itu rasanya pedih sekali. Bayangkan, ketika ia mengajakmu berbicara, tanganmu dan tangannya saling bersentuhan, namun kau tak bisa menggenggamnya. Bayangkan jika wajahmu dan wajahnya sedekat itu, namun kau tak mampu mengecupnya. Ahhh.....kau pasti nelangsa sekali, menjadi tumpahan curahan hatinya ketika dia sedang bersedih dengan kekasihnya.
Maka pagi ini, saranku kepadamu, bungkuslah cintamu, buanglah ke samudera yang luas, lupakanlah....ayo kerja ahhh...masa kamu dari dulu begitu sih? Mau berubah? Maka...sudahlah...lupakan dia.....dia tidak mencintaimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jogja ohh...Jogja..! Part 1

Tahun 80-an (anak-anak Jogja).

Nama-nama Jepang dan Mengenal Huruf Jepang